Jakarta, CNBC Indonesia – Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tinggal sebulan lagi, di mana Pilpres tahun ini akan digelar pada 14 Februari 2024. Diperkirakan Pilpres kali ini akan berjalan cukup sengit. Alhasil putaran kedua dapat menjadi akhir dari Pilpres 2024.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan tiga pasangan calon (paslon) calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada gelaran Pilpres 2024, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Merujuk pada Undang-Undang (UU) Pemilu Nomor 7 Tahun 2017, ada dua opsi pilihan pada pemungutan suara yakni menang dengan satu putaran atau dengan putaran kedua.
Adapun terakhir kalinya Pilpres yang mengalami dua putaran yakni Pilpres 2004, di mana ada lima paslon dan berakhir dengan dua putaran mengingat perolehan tertinggi hanyalah 33,57% yakni pasangan SBY-Jusuf Kalla.
Hingga akhirnya pada putaran kedua, pasangan SBY-Jusuf Kalla menang dengan perolehan suara 60,62% dibandingkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi dengan perolehan 39,38%.
Terlepas dari potensi adanya putaran kedua di Pilpres 2024, pergerakan Indeks Harga Saham (IHSG) di tahun politik justru cenderung volatil.
Sejak perdagangan perdana 2024, jumlah penguatan dan koreksi hampir sama. Hanya saja, memang jumlah koreksi IHSG lebih banyak ketimbang yang menguat. IHSG tercatat mengalami koreksi sebanyak empat kali, sedangkan yang menguat hanya tiga kali.
Namun, IHSG yang volatil terlihat dari pergerakan yang berubah-ubah. Ketika IHSG berhasil menguat, esoknya pun berbalik arah ke zona merah.
Hal ini menjadi pertanyaan di benak kalangan pelaku pasar, karena secara historis, IHSG cenderung positif dikala tahun politik sudah tiba.
IHSG cenderung mencatatkan kinerja positif selama gelaran pemilu beberapa edisi terakhir. Namun tetap saja, kondisiwait and seemewarnai pasar saham.
Di Pilpres 2004, yang menjadi Pilpres dua putaran, IHSG cenderung positif sepanjang 2004 bahkan berlanjut hingga 2006.
Terlihat di atas, setelah Pilpres putaran pertama, IHSG masih membentuk tren bullish atau penguatan. Namun selang dua bulan setelah putaran pertama, IHSG cenderung berbalik arah. Namun, hal ini tidak berlangsung lama dan IHSG kembali bangkit pada bulan berikutnya.
Di putaran kedua Pilpres 2004, tren IHSG terus menanjak dan hanya berbalik arah sedikit saja. Bahkan setelah hasil Pilpres 2004 diumumkan, IHSG masih cenderung membentuk tren bullish.
Pada November 2004, IHSG sempat jatuh cukup dalam. Namun selang beberapa hari, IHSG kembali bangkit.
Sebagai informasi, pada Pilpres 2004 atau Pemilu 2004, menjadi pemilu pertama kali yang memungkinkan rakyat memilih langsung wakil mereka untuk duduk di DPR, DPD, dan DPRD serta memilih langsung presiden dan wakil presiden.
Pemilu 2004 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 5 April 2004 untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD se-Indonesia periode 2004-2009. https://lakbanhitam.com/