Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu menyedot perhatian investor seantero Indonesia akhir-akhir ini.
Setelah dibuat happy, investor kini dibuat H2C alias harap-harap cemas melihat pergerakan saham BREN pada awal Januari 2024. Wajar cemas, faktanya banyak saham melejit setelah IPO kemudian tumbang.
Sepanjang 2023, tepatnya setelah BREN IPO hingga akhir Desember, BREN telah berjasa memberikan cuan sebesar 667%. Harga pembukaan di pasar sekunder Rp975 per saham pada 9 Oktober 2023 dan pada akhir tahun menjadi Rp7.475 per saham.
Kemudian masuk 2024, awan gelap mulai muncul di mana dalam 7 hari perdagangan di bursa saham Indonesia harga saham BREN telah turun 31% ke Rp5.675 per saham.
Penurunan paling meresahkan terjadi pada perdagangan Selasa (9/1/2023). Saham BREN jatu 20% sehari!.
Tren pelemahan memang sudah terlihat dua hari sebelumnya yakni tanggal 5 dan 8 Januari 2024. Saat itu harga saham BREN tumbang 4% dan 6,57%. Total dalam tiga hari perdagangan saham BREN longsor 28,23%.
Alam bawah sadar investor saham mungkin memori buruk soal kinerja saham-saham IPO yang sempat dijagokan dan melejit pada perdagangan awal IPO namun kemudian keok. Bahkan jika melihat nasibnya saat ini, miris!
Harga sahamnya pun berada di kondisi di bawah IPO dan bahkan sudah mencapai Rp50 per saham hingga Rp 7 per saham.
Misalnya saja saham PT Bank Aladin Syariah Tbk atau berkode BANK. Diperdagangkan perdana di pasar sekunder pada 1 Februari 2021 dengan harga pembukaan Rp139 per saham.
Berangkat dari isu digitalisasi yang marak pada saat pandemi Covid-19, saham BANK populer dan menjadi sasaran para investor.
Asal tahu saja, hanya butuh empat hari perdagangan saham BANK menguat lebih dari 100%. Tepatnya pada 4 Februari 2021, harga saham BANK mencapai Rp314 per saham atau naik 126% dari harga pembukaan saat listing perdana.
FOMO alias Fear of Missing Out menjadi penggerak harga saham BANK yang sudah tidak sesuai jalur fundamentalnya. Rasa takut ketinggalan tren membawa saham BANK keluar dari jalur harga fundamentalnya.
Puncaknya pada perdagangan 9 Agustus 2021, harga saham BANK mencapai Rp3.840 per saham. Jumlah ini naik 2.663% sejak IPO atau dalam kurun waktu enam bulan. Sejak saat itu tidak ada lagi harga tertinggi baru tercipta hingga sekarang.
Ingat! Harga akan kembali ke fundamentalnya.
Prinsip itu yang kemudian membawa harga saham BANK runtuh. Per 10 Januari 2024, harga saham BANK senilai Rp1.345 per saham. Harganya sudah turun 65% sejak harga tertinggi.
Sebenarnya tidak hanya BANK saja yang sahamnya melejit di awal IPO kemudian terjun. Bahkan beberapa saat ini harganya sudah lebih rendah dari saat IPO.
Sejak 2017 hingga 2023, mungkin sebesar 10%-15% dari total IPO memiliki pergerakan dan nasib mirip BANK.
Tim CNBC Indonesia Research membuat daftar beberapa saham yang awal IPO melejit namun kemudian jatuh sepanjang periode 2017-2023. https://kolechai.com/